Masjid Elegan Penuh Sejarah

Masjid Elegan Penuh Sejarah

Masjid Elegan Penuh Sejarah

Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid artinya tempat sujud, sebutan lain yang berkaitan dengan masjid di Indonesia adalah musala, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi bangunan menyerupai masjid yang tidak digunakan untuk salat Jumat, iktikaf, dan umumnya berukuran kecil. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Pada saat ini sangat banyak sekali masjid mewah nan indah dari sabang sampai marauke,termasuk di kabupaten langkat tepatnya di Kecamatan tanjung pura yaitu masjid azizi.

Bukan hal yang asing lagi di telinga kita jika kita mendengar nama “masjid azizi” ,secara spontan pasti langsung terlintas banyak hal tentang masjid ini, mulai dari arasemennya,sejarah dan masih banyak lainnya. Masjid Azizi adalah masjid peninggalan Kesultanan Langkat di Kelurahan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pada masa Kesultanan Langkat, masjid ini digunakan sebagai pengadilan dan masjid istana. Bangunan masjid terletak di pinggir jalan raya dan berjarak 500 meter dari bekas istana Sultan Deli dan Gedung Pancasila yang digunakan sebagai pengadilan Kesultanan Langkat di masa lalu. Bagian selatan dari masjid menjadi lokasi makam Sultan Deli dan keluarganya. Di sebelah utara, barat, dan timur berbatasan dengan rumah penduduk. Luas bangunan Masjid Azizi adalah 3.000 meter persegi. Masjid Azizi memiliki dua pagar besi setinggi 1 meter yang memagari seluruh halaman masjid dan memagari halaman bangunan masjid. Di bagian utara pada pagar pertama terdapat dua buah pintu yang menuju ke bangunan masjid melalui jalan besar yang memanjang sampai ke sisi selatan di depan masjid dan ke sisi barat. Di halaman ini berdiri masjid dan menara, makam keluarga kesultanan Langkat, dan makam Tengku Amir Hamzah. Makam sultan dan keluarganya berada di dalam pagar kedua, sedangkan makam yang lain ada di luarnya.

 

Masjid ini terletak di tepi jalan lintas Sumatra yang menghubungkan Medan dengan Banda Aceh. Mulai dibangun oleh Sultan Langkat Haji Musa pada tahun 1899, selesai dan diresmikan oleh putranya, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah pada tanggal 13 Juni 1902. Keindahan Masjid Azizi ini kemudian dijadikan rujukan pembangunan Masjid Zahir di Kedah, Malaysia, hingga kedua masjid tersebut memiliki kemiripan satu dengan yang lain.

 

Setiap tahunnya diadakan Festival Azizi di masjid ini. Kegiatannya beragam, mulai dari lomba berzanji, azan, marhaban, dan baca puisi. Festival tersebut diselenggarakan untuk memperingati wafatnya Tuan Guru Besilam (Babussalam) Syeikh Abdul Wahab Rokan, yang dikenal sebagai ulama penyebar Tarekat Naqsyabandiyah. Pengikutnya menyebar hingga ke Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, dan negara-negara Asia Tenggara. Festival bernuansa Islami itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Masjid Azizi dan sejarahnya. Hanya karena bertempat di Masjid Azizi, maka disebut Festival Azizi.

 

 

Share post:

  • /

Leave a Reply